Dalam katalog naskah Jawa baik yang disusun oleh Girardet (1983), Behrend
(1990) maupun Florida (1993) tercatat puluhan
naskah yang mengungkap perilaku ma lima.
Naskah-naskah tersebut tersimpan
dalam berbagai museum dan perpustakaan di Yogyakarta dan Surakarta.
Namun yang paling menarik dan
signifikan untuk dikaji adalah munculnya variasi teks dalam sejumlah naskah. Variasi
teks tersebut tampak sebagai keterkaitan antarteks atau mempunyai hubungan
intertekstualitas sebagaimana penelitian Asna (2001).
Hal itu merupakan tanggapan
pembaca terhadap perilaku ma lima
.
Adapun naskah-naskah yang
mengungkap teks ma lima
tersebut adalah
Serat Ma lima, Serat Brancuhan
II, Serat Manising Mim, Serat Mim Pitu, dan Serat Mim Sanga.
Serat Ma Lima yang disebut juga
dengan Serat Madat Madon Minum Main Maling merupakan koleksi dari Perpustakaan
Sasana Pustaka Kraton Kasunanan Surakarta dengan nomor naskah 216 Ha; SMP 141/7
KS: 387.Naskah tersebut ditulis oleh
Kalanindi (Kudapralebda) dalam bentuk tembang berbahasa Jawa Baru yang disisipi
bahasa Kawi.
Teks tersebut berisi piwulang atau
ajaran tentang kesulitan hidup akibat perilaku ma lima, yaitu :
1.
Madat (menghisap candu),
2.
Madon (suka melacur),
3.
Minum (mabuk minuman keras),
4.
Main (berjudi), dan
5.
Maling (mencuri)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar