Jumat, 18 Oktober 2013

Pemimpin: Menurut Filosofi Jawa

KONSEP hasthabrata muncul dalamcerita pewayangan Jawa dengan lakon 'Iwahyu Makutharama' yangmengisahkan tentang pemberian wejangan (fatwa) seorang Pandita bernamaWiswamitra yang ditujukan kepada Sri Rama yang akan dinobatkan menjadi rajamenggantikan ayahandanya.

Konon, ajaran "Hasthabrata" tersebut selaludipedomani untuk dijadikan fatwa terhadapputra mahkota yang akan dinobatkanmenjadi raja-raja Jawa. Hasthabrata terdiri dari kata hastha yang berartidelapan dan kata brata yang berarti sifat baik.

Brata yang pertama adalah SURYA yangberarti matahari. Sifat menerangi yang dimiliki oleh matahari dalam bahasa jawadimaknai sebagai 'gawe pepadang marang ruwet rentenging liyan' yangberarti harus mampu membantu mengatasi kesulitan atau memecahkanproblem-problem yang dihadapi oleh anak buahnya.

Brata yang kedua adalah BAWANA yangberarti bumi. Bumi diibaratkan sebagai ibu pertiwi. Sebagai ibu pertiwi, bumimemiliki peran sebagai ibu, yang memiliki sifat keibuan, yang harus memeliharadan menjadi pengasuh, pemomong, dan pengayom bagi makhluk yang hidup di bumi.Implementasinya adalah kalau sanggup menjadi pemimpin harus mampu mengayomidanmelindungi anak buahnya.

Brata yang ketiga adalah CANDRA yangberarti bulan. Implementasinya bagi pemimpin ialah pemimpin dalam memperlakukananak buahnya harus dilandasi oleh aspek-aspek sosio-emosional. Pemimpin harusmemperhatikan harkat dan mertabat pengikutnya sebagai sesama. Terhadappengikutnya harus menghormati sebagai sesama manusia. Dalam konsep Jawa hal inidisebut 'nguwongke'.

Brata keempat adalah KARTIKA yangberarti bintang. Bintang dapat menggambarkan dambaan cita-cita, tumpuanharapan, sumber inspirasi. Seorang pemimpin harus memiliki cita-cita yangtinggi, berpandangan jauh kedepan, pemberi arah, sumber inspirasi, dan tumpuanharapan.

Brata yang kelima adalah TIRTA yangberarti air. Seorang pemimpin harus mempunyai kemampuan untuk menyesuaikan diridengan siapapun termasuk pengikutnya (adaptif). Air selalu mengalir ke bawah,artinya pemimpin harus memperhatikan potensi, kebutuhan dan kepentinganpengikutnya, bukan mengikuti kebutuhan atasannya.

Brata yang keenam adalah MARUTA, yangberarti angin. Secara alami angin memiliki sifat menyejukkan, angin membuatsegar bagi orang yang kepanasan. Angin sifatnya sangat lembut. Seorang pemimpinharus bisa membuat suasana kepemimpinan sejuk, harmonis, dan menyegarkan.
Brata yang ketujuh adalah DAHANA, yangberarti api. Secara alami, api memiliki sifat panas, dan dapat membakar.Seorang pemimpim memiliki sifat pembakar semangat, pengobar semangat, danmemiliki peran sebagai motivator dan inovator bagi pengikutnya.

Brata yang kedelapan adalah SAMODRA, yangberarti lautan atau samudra. Pemimpin harus memiliki wawasan yang luas dandalam, seluas dan sedalam samudra. Samudra juga bersifat menampung seluruh airdan benda-benda yang mengalir kearah laut. Seorang pemimpin harus memilikisifat menampung semua kebutuhan, kepentingan, dan isi hati dari pengikutnya,serta pemimpin harus bersifat aspiratif.

Dalam teori kepemimpinan yang lain ada beberapafilsafat lagi yang banyak dipakai, agar setiap pemimpin (Khususnya dari Jawa)memiliki sikap yang tenang dan wibawa agar masyarakatnya dapat hidup tenangdalam menjalankan aktifitasnya seperti falsafah: Ojo gumunan, ojo kagetanlan ojo dumeh.

Maksudnya, sebagai pemimpin janganlah terlaluterheran-heran (gumun) terhadap sesuatu yang baru (walau sebenarnyaamat sangat heran), tidak menunjukkan sikap kaget jika ada hal-hal diluardugaan dan tidak boleh sombong (dumeh) dan aji mumpung sewaktu menjadiseorang pemimpin.Intinya falsafah ini mengajarkan tentang menjaga sikap danemosi bagi semua orang terutama seorang pemimpin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar